Biarkan Syiah Bercerita
Tentang Kesesatan Agamanya"
Biarkan Syi'ah Bercerita
Tentang Kesesatan
Agamanya (2)- Tingkat
pembahasan: Lanjutan
Penulis: Ustadz Abu
Abdirrahman al-Atsary
Abdullah Zain (Mahasiswa
S2, Universitas Islam
Madinah)
FAKTA KEDUA: Syi'ah bercerita
tentang keyakinan mereka
mengenai Al Quran. Semua umat
Islam telah berijma' bahwasanya
kitab Allah selalu terjaga dari
pengubahan, penambahan
ataupun pengurangan. Ia
terjaga dengan penjagaan Allah,
sebagaimana dalam firman-Nya,
ﺇِﻧَّﺎﻧَﺤْﻦُﻧَﺰَّﻟْﻨَﺎﺍﻟﺬِّﻛْﺮَﻭَﺇِﻧَّﺎﻟَﻪُ
ﻟَﺤَﺎﻓِﻈُﻮﻥَ
"Sesungguhnya Kamilah yang
menurunkan Al Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-
benar memeliharanya." (QS. Al-
Hijr: 9) Para ulama besar
Ahlusunnah telah menegaskan
bahwa barang siapa yang
meyakini di dalam Al Quran
terdapat tambahan atau
kekurangan, maka
sesungguhnya ia telah dianggap
keluar dari agama Islam
(murtad). Akidah ini sudah amat
sangat masyhur dan mutawatir
di kalangan Ahlusunnah, sampai-
sampai tidak lagi dibutuhkan
seseorang untuk mendatangkan
dalil-dalil tentangnya. Berkata
Ibnu Qudamah dalam kitab
Lum'ah al- I'tiqad (hal 19),
"Tidak ada perbedaan pendapat
di antara umat Islam, bahwa
barang siapa yang mengingkari
satu surat, atau satu kata,
atau satu huruf dari Al Quran
yang telah disepakati, maka
sesungguhnya dia telah kafir."
Syi'ah dan Keyakinan Mereka
Tentang Tahrif (distorsi,
pengubahan) Al Quran Ulama-
ulama Syi'ah yang paling
menonjol yang berpendapat
bahwa Al Quran telah mengalami
distorsi adalah: Al-Kulainy, al-
Qummy, al-Mufid, ath-Thobarsy,
al-Kaasyany, al-Jazairy, al-
Majlisy, al-'Amily, al-Khuu'iy, dan
masih banyak yang lainnya.
Pertama: Mari kita mulai dari al-
Kulainy pengarang kitab al-
Kaafi, kitabnya yang paling
terpercaya di kalangan orang-
orang Rafidhah. Pengarang
berkata dalam jilid II, hal 634,
((Dari Hisyam bin Salim dari Abu
Abdillah 'alaihis salam ia berkata,
"Sesungguhnya Al Quran yang
dibawa Jibril kepada Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam
terdiri dari 17.000 ayat")).
Padahal sepengetahuan kita
ayat-ayat Al Quran hanya
berjumlah 6.000 ayat lebih
sedikit. Riwayat kedua
disebutkan dalam (jilid I, hal
228 ). Riwayat ketiga
disebutkan dalam (jilid I, hal
228). Riwayat keempat
disebutkan dalam jilid I, hal 229:
((Dari Abu Bashir, dari Abu
Abdillah ia berkata,
"Sesungguhnya yang berada di
tangan kami adalah mushaf
Fathimah. Tahukah kalian apa
itu mushaf Fathimah?" Aku
bertanya, "Apa itu mushaf
Fathimah?" Ia menjawab,
"Mushaf Fathimah tebalnya tiga
kali lipat Al Quran kalian. Demi
Allah tidak ada satu huruf pun
dari Al Quran kalian, disebutkan
di dalam mushaf Fathimah!")).
Kedua: Di antara ulama Rafidhah
yang berpendapat bahwa Al
Quran telah mengalami distorsi;
Ali bin Ibrahim al-Qummy yang
berkata dalam tafsirnya (jilid I,
hal 36): ((Di dalam firman Allah
subhanahu wa ta'ala (yang
artinya): "Kalian adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang mungkar
dan beriman kepada Allah." (QS.
Ali Imran:110). Berkata Abu
Abdillah kepada yang membaca
ayat ini, "Umat yang terbaik,
lantas membunuh amirul
mukminin Hasan dan Husain bin
Ali 'alaihima salam??" Lantas ada
yang bertanya, "Bagaimana
sebenarnya ayat tersebut
diturunkan wahai putra
Rasulullah?" Dia menjawab,
"Sesungguhnya ayat tersebut
diturunkan: (Kalian para imam
terbaik yang dilahirkan untuk
manusia)")). Ketiga: Ni'matullah
al-Jazairy dalam jilid II, hal 363.
Keempat: Al-Faidl al-Kaasyaany
salah seorang ahli tafsir mereka
yang tersohor dan pengarang
Tafsir ash-Shafy, berkata dalam
tafsirnya (jilid I, hal 49),
((Kesimpulan yang dapat diambil
dari berita-berita ini dan
riwayat-riwayat lainnya yang
berasal dari ahlul bait 'alaihis
salam bahwasanya Al Quran
yang ada di hadapan kita ini
tidaklah sempurna, sebagaimana
yang diturunkan kepada
Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam. Akan tetapi di dalamnya
terdapat hal- hal yang tidak
sesuai dengan apa yang
diturunkan oleh Allah. Di
dalamnya ada yang diubah dan
banyak pula yang telah dihapus;
seperti nama Ali dari berbagai
ayat, lafadz aalu (keluarga)
Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam, nama-nama kaum
munafikin dan hal-hal lainnya.
Juga Al Quran tersebut tidak
sesuai dengan susunan yang
diridhoi oleh Allah dan Rasul-Nya
shallallahu 'alaihi wa sallam)).
Kelima: Ahmad bin Manshur Ath-
Thabarsy dalam kitabnya al-
Ihtijaj (jilid I, hal 55) telah
menyatakan bahwa Allah
subhanahu wa ta'ala tatkala
menceritakan kisah-kisah yang
berkenaan dengan dosa-dosa
dalam Al Quran, Allah telah
menyebutkan secara terang-
terangan nama para pelaku
dosa tersebut. Akan tetapi
para sahabat telah menghapus
nama- nama tersebut, jadilah
kisah- kisah itu disebutkan
tanpa nama-nama pelakunya.
Keenam: Berkata Muhammad bin
Baqir Al Majlisy dalam kitabnya
Bihaar al- Anwar (jilid 89 , hal
66): ((Bab distorsi dalam ayat-
ayat Al Quran, sehingga tidak
sesuai lagi dengan apa yang
diturunkan oleh Allah)). Ketujuh:
Muhammad bin Muhammad an-
Nu'man yang dijuluki al-Mufid
dalam kitabnya Awaail al-
Maqaalaat (hal 91). Kedelapan:
Abul Hasan Al 'Aamily dalam
muqaddimah kedua dari kitab
tafsirnya Mira'ah al-Anwar wa
Misykaah al-Asraar (hal 36)
menyatakan, ((Ketahuilah,
sesungguhnya Al Haq yang kita
tidak bisa elakkan -
berdasarkan kabar-kabar yang
mutawatir ini dan lainnya-
bahwa Al Quran yang ada di
hadapan kita, telah diubah
sepeninggal Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam. Dan
sesungguhnya orang-orang
yang mendapatkan tugas untuk
menyampaikan Al Quran telah
menghapus banyak kata-kata
dan ayat-ayat)). Kesembilan:
Abul Qasim al-Khuu'iy (Ulama
kontemporer syiah) dalam
kitabnya al-Bayan (hal 236).
Dengarlah Adnan al-Waa'il yang
memberikan contoh salah satu
distorsi yang dialami Al Quran:
((Ketika turun ayat (yang
artinya) "Hai para rasul,
sampaikanlah apa yang
diturunkan kepadamu tentang
Ali. Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang
diperintahkan itu berarti) kamu
tidak menyampaikan
amanatnya. Allah memelihara
kamu dari gangguan
manusia." (QS Al Maaidah: 67)).
FAKTA KETIGA: Syi'ah bercerita
tentang keyakinan mereka
mengenai para sahabat
rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam dan ummahatul mu'minin.
Keutamaan sahabat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam dan
tingginya kedudukan serta
derajat mereka, sudah
merupakan sesuatu yang
diketahui oleh semua orang. Hal
itu juga termasuk hal-hal yang
diketahui dari agama Islam
secara dharurah. Ini disebabkan
karena melimpahnya dalil-dalil
yang menunjukkan hal
tersebut, baik dari Al Quran
maupun As Sunnah. Sekarang
bukan waktunya untuk
menyebutkan semua dalil-dalil
itu, akan tetapi barangkali kami
akan menyebutkan sebagian
saja: Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman,
(( ﻣُﺤَﻤَّﺪٌﺭَﺳُﻮﻝُﺍﻟﻠَّﻪِﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَﻣَﻌَﻪُ
ﺃَﺷِﺪَّﺍﺀُﻋَﻠَﻰﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭِﺭُﺣَﻤَﺎﺀُ
ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْﺗَﺮَﺍﻫُﻢْﺭُﻛَّﻌﺎًﺳُﺠَّﺪﺍًﻳَﺒْﺘَﻐُﻮﻥَ
ﻓَﻀْﻼًﻣِﻦَﺍﻟﻠَّﻪِﻭَﺭِﺿْﻮَﺍﻧﺎًﺳِﻴﻤَﺎﻫُﻢْ
ﻓِﻲﻭُﺟُﻮﻫِﻬِﻢْﻣِﻦْﺃَﺛَﺮِﺍﻟﺴُّﺠُﻮﺩِ
ﺫَﻟِﻚَﻣَﺜَﻠُﻬُﻢْﻓِﻲﺍﻟﺘَّﻮْﺭَﺍﺓِﻭَﻣَﺜَﻠُﻬُﻢْ
ﻓِﻲﺍﻟْﺄِﻧْﺠِﻴﻞِﻛَﺰَﺭْﻉٍﺃَﺧْﺮَﺝَﺷَﻄْﺄَﻩُ
ﻓَﺂﺯَﺭَﻩُﻓَﺎﺳْﺘَﻐْﻠَﻆَﻓَﺎﺳْﺘَﻮَﻯﻋَﻠَﻰ
ﺳُﻮﻗِﻪِﻳُﻌْﺠِﺐُﺍﻟﺰُّﺭَّﺍﻉَﻟِﻴَﻐِﻴﻆَﺑِﻬِﻢُ
ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭَﻭَﻋَﺪَﺍﻟﻠَّﻪُﺍﻟَّﺬِﻳﻦَﺁﻣَﻨُﻮﺍ
ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎﺕِﻣِﻨْﻬُﻢْﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً
ﻭَﺃَﺟْﺮﺍًﻋَﻈِﻴﻤﺎً((ﺍﻟﻔﺘﺢ:29
"Muhammad itu adalah utusan
Allah, dan orang-orang yang
bersama dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama
mereka. Kamu lihat mereka
ruku' dan sujud mencari karunia
Allah dan keridhoan-Nya. Tanda-
tanda mereka, tampak pada
muka mereka dari bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti
tanaman yang mengeluarkan
tunasnya, maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah dia dan
tegak lurus di atas pokoknya;
tanaman itu menyenangkan hati
penanam- penanamnya, karena
Allah menjengkelkan hati orang-
orang kafir (dengan kekuatan
orang- orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-
orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih
diantara mereka ampunan dan
pahala yang besar." (QS. Al Fath:
29) Ayat yang mulia ini
mencakup seluruh sahabat
karena mereka semua bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam. Menguatkan apa yang
telah lalu: hadits yang
diriwayatkan oleh Al Bukhari
dan Muslim; dari al- A'masy, dari
Abu Shalih, dari dari Abu Sa'id
dia berkata: ((Pada suatu saat
terjadi suatu masalah antara
Khalid bin Walid dengan
Abdurrahman bin 'Auf, lantas
Khalid memaki Abdurrahman.
Ketika mendengar hal itu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, "Janganlah
kalian memaki salah seorang
dari sahabatku, sesungguhnya
jika salah seorang dari kalian
menafkahkan emas sebesar
gunung Uhud niscaya tidak akan
dapat menyamai (pahala) satu
genggam atau setengah
genggam (nafkah) salah
seorang dari mereka." Hadits ini
juga mencakup seluruh sahabat,
karena Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,
"Janganlah kalian memaki salah
seorang dari sahabatku." Syi'ah
dan Penghinaan Mereka
Terhadap Sahabat Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam
Dalam kitab ar-Raudhah min al-
Kafi (hal 245) disebutkan, ((Dari
Hanan, dari bapaknya, dari Abu
Ja'far 'alaihis salam, ia berkata,
"Sesungguhnya para manusia
telah murtad sesudah wafatnya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam kecuali hanya tiga
orang." Lantas aku bertanya:
"Siapakah tiga orang itu?" Dia
menjawab: "Al-Miqdad bin al-
Aswad, Abu Dzar al-Ghifary dan
Salman al- Farisy.")). Ash-Shafy
dalam tafsirnya (jilid V, hal 28 )
berkata, ((Dari Abdurrahman
bin Katsir, dari Abu Abdillah,
dalam firman Allah (yang
artinya), "Sesungguhnya orang-
orang yang kembali ke belakang
(kepada kekafiran) sesudah
petunjuk itu jelas bagi mereka,
syaitan telah menjadikan
mereka mudah (berbuat dosa)
dan memanjangkan angan-
angan mereka." (QS. Muhammad:
25). Dia berkata, "fulan dan
fulan", yang dia maksud adalah
Abu Bakar dan Umar)). Berkata
Ni'matullah al-Jazairy dalam
kitabnya al-Anwar an-
Nu'maniyah (jilid I, hal 53),
((Telah diriwayatkan dalam
berita-berita khusus bahwa
tatkala Abu Bakar sholat di
belakang Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam, dia
menggantungkan berhala di
lehernya, dan sujudnya adalah
untuk berhala itu)).
Na'udzubillah dari kedustaan ini!
Dengarlah salah seorang syaikh
orang Syi'ah yang tanpa tedeng
aling-aling melaknat Ash Shiddiq,
((Para ulama Syi'ah telah
bersaksi bahwa ada riwayat-
riwayat valid yang kevalidannya
melahirkan dalil-dalil atas si
penjahat Abu Bakar, hal
tersebut karena adanya dia di
masjid dan kembalinya dia dari
pasukan pertama. Kedua
melanggar Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam. Ketiga tidak
sholatnya dia bersama Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam.
Semoga Allah melaknat Abu
Bakar! Dengarlah wahai siapa
yang berkata, Tidak boleh
melaknat. Semoga Allah
melaknat Abu Bakar!, semoga
Allah melaknat Abu Bakar!,
semoga Allah melaknat Abu
Bakar! Dan semoga Allah
melaknat Umar dan para
pembangkang lainnya! Semoga
Allah melaknat siapa saja yang
tidak rela dengan dilaknatnya
mereka! Kebencian-kebencian
umat ini...)). Dengan busuknya
Ni'matullah al- Jazary berkata
dalam kitabnya al-Anwar an-
Nu'maniyah (jilid I, hal 63),
((Konon Umar terkena penyakit
di duburnya dan tidak bisa
disembuhkan kecuali dengan air
mani para lelaki)). Berkata
Zainudin al-Bayadhy dalam
kitabnya ash-Shirath al-
Mustaqim ila Mustahiq at-
Taqdim (jilid III, hal 129),
((Sebenarnya Umar itu telah
menyembunyikan kekufuran dan
memperlihatkan keislaman)).
Dalam kitab al-Anwar an-
Nu'maniyah milik Ni'matullah al-
Jazairy (jilid I, hal 81 )
disebutkan, ((Telah disebutkan
dalam riwayat-riwayat khusus
bahwasanya syaitan dibelenggu
dengan 70 belenggu dari besi
jahanam lantas digiring ke
padang mahsyar, tiba-tiba
sesampainya di sana dia melihat
seseorang di depannya yang
ditarik oleh malaikat azab dan
di lehernya terdapat 120
belenggu dari belenggu-
belenggu jahanam, dengan
terheran-heran syaitan itu
mendekat lantas bertanya,
"Apa yang dikerjakan orang
yang amat malang ini hingga
siksaannya jauh lebih berat
dariku? Padahal aku telah
menyesatkan para makhluk
hingga aku masukkan mereka
ke dalam pintu-pintu
kebinasaan." Maka berkatalah
Umar (Maksudnya makhluk
malang yang dibelenggu dengan
120 rantai neraka jahanam
adalah amirul mu'minin Umar bin
Khattab radhiallahu 'anhu!
Qaatalahumulloh!-pen) kepada si
syaitan, "Tidak ada yang
kukerjakan melainkan hanya
merampas kekhilafahan Ali bin
Abi Thalib.")). Di antara yang
dituduhkan gerombolan orang-
orang Rafidhah terhadap amirul
mukminin Utsman bin Affan
radhiallahu 'anhu; apa yang
disebutkan oleh Zainuddin al-
Bayadhy dalam kitabnya ash-
Shirath al-Mustaqim ila Mustahiq
at-Taqdim (jilid III, hal 30),
((Pada suatu saat di zaman
Utsman didatangkan seorang
perempuan untuk dihukum
hadd, lantas oleh Utsman
perempuan tersebut dizinai
terlebih dahulu baru kemudian
diperintahkan untuk dirajam)).
Belum puas Rafidhah dengan
tuduhan keji ini, bahkan dalam
kitab yang sama dan halaman
yang sama disebutkan bahwa
Utsman itu termasuk orang-
orang yang dipermainkan (para
laki-laki) dan bertingkah laku
seperti perempuan, serta suka
main rebana. Dengarlah
bagaimana Hasan ash- Shaffar
berbangga karena Rafidhah-lah
yang telah membunuh Utsman
radhiallahu 'anhu,
((Sesungguhnya Syiah-lah yang
telah membunuh Utsman,
semoga Allah memberikan
pahala yang baik buat mereka))
. Al-Majlisy dalam kitabnya
Bihaar al-Anwar (jilid XXX, hal
237) berkata, ((Kisah-kisah
yang menerangkan kekafiran
Abu Bakar dan Umar,
penyelewengan mereka, serta
pahala orang yang melaknat
dan berlepas diri dari mereka
dan dari bid'ah- bid'ah mereka
amat sangat banyak untuk
disebutkan dalam satu jilid atau
dalam buku yang berjilid-jilid
lainnya)). Muhammad al-'Ayasyi
dalam tafsirnya (jilid III, hal 20)
surat an-Nahl:
ﻭَﻳَﻨْﻬَﻰﻋَﻦِﺍﻟْﻔَﺤْﺸَﺎﺀﻭَﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ
ﻭَﺍﻟْﺒَﻐْﻲِ
"Dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan." (QS. An Nahl:
90) Al-'Ayasyi berkata: Al-
Fahsyaa (perbuatan keji) yaitu
yang pertama (maksudnya Abu
Bakr), al-Munkar
(kemungkaran) yaitu yang
kedua (maksudnya Umar al-
Faruq), al-Baghy (permusuhan)
yaitu yang ketiga (maksudnya:
Utsman bin Affan). Semoga Allah
meridhai seluruh shahabat.
Bahkan al-Majlisy dalam (jilid
XXX, hal 235) menukil dari Tafsir
al- Qummy dalam firman Allah
ta'ala,
ﻗُﻞْﺃَﻋُﻮﺫُﺑِﺮَﺏِّﺍﻟْﻔَﻠَﻖِ
"Katakanlah: aku berlindung dari
Rabb al Falaq." Al-Falaq adalah
kawah di Jahanam, seluruh
penghuni neraka memohon
perlindungan kepada Allah
darinya karena saking
panasnya, lantas kawah itu
minta izin untuk bernafas, maka
diizinkanlah, akibatnya
terbakarlah neraka jahanam.
Dan di dalam kawah tersebut
ada sebuah peti yang mana
penghuni kawah tersebut
memohon perlindungan kepada
Allah darinya karena saking
panasnya. Peti itulah yang
dinamakan Tabut. Di dalam
Tabut itu ada enam orang
terdahulu dan enam orang yang
hidup setelah zaman mereka.
Adapun enam orang yang hidup
setelah zaman mereka adalah:
nomor pertama, kedua, ketiga
dan keempat. Nomor pertama
maksudnya Abu Bakar, yang
kedua maksudnya Umar, yang
ketiga Utsman dan yang
keempat Mu'awiyah radhiallahu
'anhum. Al-Majlisy berkata dalam
(jilid XXX, hal 237), ((Keterangan
tentang dua orang Arab badui
yang pertama dan kedua -yakni
Abu Bakar dan Umar-, yang tak
pernah beriman kepada Allah
sekejap mata pun)). Wa la haula
wa la quwwata illa billah! Belum
cukup Rafidhah sampai sini,
bahkan mereka melampaui
batas hingga 'menyerang'
Ummahatul Mukminin. Berkata
Ja'far Murtadho dalam bukunya
Hadits al-Ifk (hal 17),
((Sesungguhnya kami meyakini,
sebagaimana (keyakinan) para
ulama-ulama besar kami pakar
pemikiran dan penelitian, bahwa
isteri Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam pun berpeluang untuk
kafir sebagaimana istri Nuh dan
istri Luth)), dan yang dimaksud
istri Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam di sini adalah 'Aisyah.
Hasyim al- Bahrany berkata
dalam tafsirnya al-Burhan (jilid
IV, hal 358) surat at-Tahrim,
((Berkata Syarafuddin an-
Najafy, "Diriwayatkan dari Abu
Abdillah 'alaihis salam bahwa dia
berkata dalam firman Allah
subhanahu wa ta'ala:
ﺿَﺮَﺏَﺍﻟﻠَّﻪُﻣَﺜَﻼًﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَﻛَﻔَﺮُﻭﺍ
ﺍﻣْﺮَﺃَﺕَﻧُﻮﺡٍﻭَﺍﻣْﺮَﺃَﺕَﻟُﻮﻁٍ
"Allah membuat istri Nuh dan
istri Luth perumpamaan bagi
orang- orang kafir." (QS. At
Tahrim: 10) Perumpamaan ini
Allah buat untuk Aisyah dan
Hafshah, karena keduanya
demo terhadap Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam dan
membuka rahasianya)). Ali bin
Ibrahim al-Qummy berkata,
((Lantas Allah membuat
perumpamaan untuk 'Aisyah dan
Hafshah dan berkata, "Allah
membuat istri Nuh dan istri Luth
perumpamaan bagi orang-orang
kafir. Keduanya berada di
bawah pengawasan dua orang
hamba- hamba kami, lalu kedua
istri itu berkhianat." Demi Allah
yang dimaksud dengan
berkhianat tidak lain hanyalah
berzina (na'udzubillah). Niscaya
akan dilakukan hukum had atas
fulanah (yang dia maksud
adalah 'Aisyah) atas apa yang
dikerjakannya di jalan Bashrah.
Dikisahkan bahwa fulan (yang
dia maksud Thalhah) mencintai
'Aisyah. Tatkala 'Aisyah akan
safar ke Bashrah, berkatalah
Thalhah, "Kamu itu tidak boleh
safar kecuali dengan mahram."
Lantas Aisyah mengawinkan
dirinya dengan fulan, dalam
suatu naskah disebutkan
dengan Thalhah)). Berkata
Muhammad al-'Ayasyi dalam
tafsirnya (jilid XXXII, hal 286)
surat Ali Imran, dari Abdush
Shamad bin Basyar dari Abi
Abdillah radhiallahu 'anhu ia
berkata, "Tahukah kalian Nabi
itu meninggal atau dibunuh?
Sesungguhnya Allah berfirman,
ﺃَﻓَﺈِﻥْﻣَﺎﺕَﺃَﻭْﻗُﺘِﻞَﺍﻧْﻘَﻠَﺒْﺘُﻢْﻋَﻠَﻰ
ﺃَﻋْﻘَﺎﺑِﻜُﻢْ
"Apakah jika dia wafat atau
dibunuh kamu berbalik ke
belakang (murtad)." (QS. Ali
Imran: 144). Sesungguhnya Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam telah
diracuni sebelum wafatnya, dan
mereka berdualah yang
meracuninya (yakni 'Aisyah dan
Hafshah)! Sesungguhnya dua
perempuan tersebut dan bapak
mereka adalah sejahat-jahat
ciptaan Allah! Wa la haula wa la
quwwata illa billah! Belum cukup
al-Majlisy sampai di situ, bahkan
dia berkata dalam kitabnya
Bihar al-Anwar (jilid XXXII, hal
286), ((Dari Salim bin Makram
dari bapaknya ia berkata, Aku
mendengar Abu Ja'far 'alaihis
salam berkata di dalam firman
Allah,
ﻣَﺜَﻞُﺍﻟَّﺬِﻳﻦَﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍﻣِﻦْﺩُﻭﻥِ
ﺍﻟﻠَّﻪِﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَﻛَﻤَﺜَﻞِﺍﻟْﻌَﻨْﻜَﺒُﻮﺕِ
ﺍﺗَّﺨَﺬَﺕْﺑَﻴْﺘﺎًﻭَﺇِﻥَّﺃَﻭْﻫَﻦَﺍﻟْﺒُﻴُﻮﺕِ
ﻟَﺒَﻴْﺖُﺍﻟْﻌَﻨْﻜَﺒُﻮﺕِ
"Perumpamaan orang-orang
yang mengambil perlindungan-
perlindungan selain Allah adalah
seperti laba-laba yang membuat
rumah, dan sesungguhnya
rumah yang paling lemah ialah
rumah laba-laba." (QS. Al
Ankabut: 41). Laba-laba itu
adalah al-Humaira (Aisyah-pen).
Kenapa dimisalkan dengan laba-
laba? karena dia adalah
binatang yang lemah dan
membuat sarang yang lemah;
begitu pula al-Humaira (yakni
Aisyah), dia itu binatang yang
lemah, lemah kedudukan dan
akal serta agamanya. Hal itu
menjadikan pendapatnya lemah
dan akalnya yang tolol, hingga
melakukan pelanggaran dan
permusuhan terhadap
Tuhannya. Persis dengan sarang
laba-laba yang lemah!)) -
bersambung insya Allah-